9 Misteri Kehidupan Yang Sulit Dijelaskan Oleh Sains
Walaupun peradaban manusia dan ilmu pengetahuan sudah mengalami
kemajuan yang begitu pesat, namun beberapa beberapa hal masih menyisakan
pertanyaan dan teka-teki.
Berikut ini adalah misteri-misteri yang hingga kini masih belum
bisa dipecahkan oleh ilmu pengetahuan murni.
9. Apa yang terjadi saat gempa bumi terjadi?
Hingga kini manusia masih belum mengetahui apa yang terjadi ketika
gempa bumi berlangsung. Padahal gempa bumi terjadi di dalam perut planet bumi,
tepat di bawah kaki kita sendiri.
Hingga kini para pakar hanya bisa menjelaskan dari mana gempa
bersumber dan patahan apa yang terlibat dalam peristiwa gempa tersebut, atau
mungkin hanya memprediksi sampai kapan gempa susulan akan berlangsung.
Namun sampai kini mereka tak bisa secara pasti menjelaskan apa
yang terjadi di dalam bumi ketika gempa berlangsung. Sifat dan perilaku
kekuatan yang membuat patahan-patahan terus bergerak hingga kemudian akhirnya
terjadi gempa hingga kini masih menjadi misteri.
“Masalah pergeseran pada gempa adalah salah satu hal yang paling
dasar dari semua ilmu tentang kebumian. Namun itu masih menjadi cerita misteri
yang berusia 30 tahun, yang belum terpecahkan,” ujar Tom Heaton, seorang pakar
geofisika dari Caltech.
8. Siapa Kamu?
Kesadaran alamiah yang dimiliki manusia selama ini, masih
membingungkan bagi para psikolog dan ilmuwan di bidang kognitif. Bagian dari
jawaban pertanyaan mendasar di atas ada yang menjawab dengan sederhana: sesuatu
yang memicu kita melakukan sesuatu, sudah menyatu dengan jaringan syaraf
manusia.
Walaupun kita mengira bahwa apa yang kita lakukan adalah kehendak
bebas, namun setiap pekerjaan yang dilakukan oleh manusia juga dipengaruhi oleh
proses tak sadar dan lingkungan sekitar.
Dan, bagaimana kita membuat sebuah keputusan secara sadar sehingga
membuat manusia memiliki akal selain jiwa? Nah ini yang masih menjadi misteri.
7. Bagaimana kehidupan bisa terjadi di bumi?
Manusia telah menemukan bukti-bukti awal tentang adanya kehidupan
kuman sederhana di bumi sejak sekitar 3 miliar tahun yang lalu. Namun,
bagaimana kemudian kejadian awal dari kehidupan mahluk lain di bumi, hingga
kini belum diketahui.
“Banyak teori dari asal kehidupan yang ditawarkan, namun sangat sulit
untuk diterima dan dibuktikannya.” kata Diana Northup, Cave Biologist dari
University of New Mexico.
6. Bagaimana otak bekerja?
Hingga kini, belum ada yang bisa menjelaskan bagaimana otak
manusia bekerja. Dengan miliaran neuron dan masing-masing neuron memiliki
ribuan koneksi, otak memang sangat sulit untuk diteliti.
“Kita semua berfikir bahwa kita bisa memahami otak kita,
setidaknya melalui pengalaman kita sendiri. Padahal, pengalaman subyektif kita
adalah panduan yang minim untuk menentukan bagaimana otak bekerja,” ujar Scott
Huettel, pakar dari Center for Cognitive Neuroscience dari Duke University.
Hingga kini peneliti belum bisa menentukan bagaimana neuron-neuron
membentuk jaringan fungsional ketika manusia sedang belajar, mengingat, atau
melakukan aktivitas lainnya, termasuk saat melihat, mendengar, bergerak, atau
saat tengah dimabuk cinta.
5. Di mana bagian alam semesta lainnya?
Manusia memiliki banyak keterbatasan saat hendak meneliti alam
semesta. “Itu disebut juga sisi kelam dari alam semesta,” kata Michael Turner,
seorang pakar kosmologi dari University of Chicago. Menurut dia misteri
terbesar dari alam semesta adalah materi gelap dan energi gelap.
Walaupun para peneliti berusaha keras untuk mengeksplorasi hingga
ke luar angkasa yang terjauh dan ke perut bumi yang terdalam, namun,
diperkirakan baru 4 persen dari materi dan energi yang ditemukan. Sementara 96
persen lainnya masih belum bisa diketahui.
4. Apa yang menyebabkan gravitasi?
Walaupun gravitasi telah dipelajari sejak zaman Newton, namun
bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh manusia. Gravitas tidak bisa
dijelaskan oleh mode standar fisika. Para teoretisi meyakini gravitasi mungkin
ada kaitannya dengan partikel kecil yang tak bermassa bernama graviton yang
menimbulkan gaya gravitasi.
“Gravitasi sama sekali berbeda dengan gaya lain yang bisa
dideskripsikan dalam model standar,” kata Mark Jackson, pakar fisika teori dari
Fermilab di Illinois AS.”Saat Anda mengerjakan perhitungan interaksi
gravitasional kecil, maka Anda akan mendapat jawaban yang ngawur. Matematika
sama sekali tak bisa bekerja,” kata dia.
3. Benarkah ada Teori Segalanya?
Para pakar biasanya memiliki standar model yang cukup baik untuk
mendefinisikan segala sesuatu di alam semesta hingga ke bagian partikel
terkecil, mulai dari magnetisme hingga ke atom-atom yang menyusunnya dan
bagaimana mereka bisa tetap stabil.
Model standar ini memandang partikel-partikel menjadi titik-titik
yang sangat kecil, yang beberapa di antaranya mengandung gaya dasar. Hanya
saja, kelemahan dari model standar tadi, adalah kegagalannya untuk melakukan
perhitungan terhadap gravitasi dan energi yang sangat tinggi.
Nah, bila ada sebuah teori yang bisa secara konsisten menyertakan
dua hal tadi ke dalam pemodelannya, maka teori fisika yang universal akan
benar-benar dapat terwujud. Sayangnya, banyak peneliti menganggap hal itu tak
akan pernah tercapai.
2. Apakah Alien memang benar-benar ada?
Adalah sesuatu hal yang logis ketika berasumsi bahwa ada kehidupan
lain selain di bumi. Sebab, unsur-unsur yang dibutuhkan bagi kehidupan
terdistribusi secara luas di alam semesta.
Selain itu, sistem tata surya yang mirip dengan tata surya kita
juga dijumpai di luar angkasa. “Jadi setidaknya, ada kemungkinan bahwa ada
kehidupan lain di sana,” kata Jill Tarter, Director of Center for SETI Research
di California.
1. Bagaimana alam semesta tercipta?
Teori tentang dentuman besar yang mengawali
keberadaan alam semesta sejak 13,7 miliar tahun lalu dipandang sebagai teori
yang masuk akal, walaupun belum bisa langsung diuji.
Pada teori ini, segala sesuatu dimulai dengan
luar angkasa yang berukuran kecil dan kemudian memuai dan berkembang menjadi
besar. oleh karena proses inflasi (pemompaan). “Hingga kini kita belum
mengetahui apa yang menyebabkan inflasi, atau bahkan apakah itu teori yang
benar atau tidak,” kata Eric Agol, seorang pakar astrofisika dari University of
Washington.
Komentar
Posting Komentar