Peristiwa Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sudah 68 tahun yang lalu perjuangan rakyat Indonesia dan para tokoh bangsa dalam merebut kemerdekaan terwujud. Ir. Soekarno membacakan teks Proklamasi tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 yang menandakan awal lahirnya Indonesia baru.
Lantas yang menjadi pertanyaan adalah masih ingatkah kita bagaimana sejarah panjang para tokoh bangsa dalam mengupayakan proklamasi kemerdekaan?. Walaupun anda bukanlah ahli sejarah tetapi ketika anda SD, SMP dan bahkan SMA/SMK, dapat dikatakan hampir pasti pernah mendapatkan materi yang satu ini dari guru PKn/Sejarah anda dulu. Saya ingin mengajak anda untuk sejenak mengingat kembali sejarah bangsa kita.

Proklamasi merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, ada beberapa peristiwa penting yang mendahuluinya, seperti peristiwa Rengasdengklok, perumusan proklamasi, dan pernyataan proklamasi.

PERSIAPAN MENJELANG PROKLAMASI
Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Sementara itu, pemerintah pendudukan Jepang merahasiakan berita penyerahan Jepang kepada sekutu. Sutan Syahrir yang sudah mengetahui kekalahan Jepang segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan berita tersebut. Sutan Syahrir mendesak kedua tokoh tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, Bung Karno dan Bung Hatta menolaknya dengan alasan ingin membahas pelaksaan proklamasi kemerdekaan di dalam rapat PPKI terlebih dahulu.

Ir. Soekarno
Para pemuda tidak putus asa. Pada malah hari tanggal 15 Agustus 1945, para tokoh pemuda mengadakan rapat. Keputusan rapat adalah segera memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus 1945. Sebab, Jepang sudah kalah sementara sekutu sebagai pemenang belum datang.
Drs. Mohammad Hatta
Golongan pemuda mengutus Darwis dan Wikana untuk menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan pemuda tersebut. Akan tetapi Bung Karno dan Bung Hatta tidak menyetujui permintaan tersebut. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka dini hari pada tanggal 16 Agustus 1945 tiga tokoh pemuda yakni Soekarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
Di Rengasdengklok mereka mendesak keduanya agar segera melaksanakan proklamasi. Pada sore harinya Ahmad Subarjo menyusul ke Rengasdengklok dan berhasil menjembatani pertentangan pendapat golongan pemuda dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah para tokoh tersebut mencapai kata sepakat dalam musyawarah, mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah terjadi kesepakatan mereka kembali ke Jakarta.
Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan
Setelah tiba di Jakarta, segera diadakan pembicaraan antara anggota PPKI dengan para pemuda untuk membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuaan diadakan di rumah Laksamana Muda Maeda yaitu seorang kepala Perwakilan Angkatan laut Jepang di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Tulisan Tangan Naskah Proklamasi
Ir. Soekarno memegang pena untuk menulis konsep. Ahmad Subardjo mendiktekan kalimat pertama: “Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Kemudian Bung Hatta menyempurnakan dengan kalimat: “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya”.

Menjelang pagi tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi berhasil dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Ahmad Subardjo yang disaksikan oleh yang disaksikan oleh Sayuti Melik, Sukarni, BM. Diah, dan Sudiro.
Achmad Soebardjo
Naskah Proklamasi yang ditulis tangan oleh dibacakan dihadapan peserta rapat.  Ketika itu timbul permasalahan, siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi tersebut. Mulanya diusulkan agar semua anggota rapat menandatanganinya. Tetapi mereka tidak setuju. Sukarni mengusulkan naskah proklamasi agar ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu akhirnya diterima.

Sayuti Melik
Setelah mendapat persetujuan isi dan siapa yang menandatangani teks tersebut kemudian Ir. Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik konsep naskah proklamsi tersebut dengan beberapa perubahan. Setelah diketik kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Naskah Teks Proklamasi
Ada tiga perubahan, yakni kata “tempoh” diganti dengan “tempo”, sedangkan di bagian akhir “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti dengan “atas nama bangsa Indonesia”. Cara menulis tanggal diubah sedikit yakni dari “Djakarta, 17-08-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”. Tahun 05 maksudnya adalah tahun Jepang. Tahun Jepang 2605 bertepatan dengan 1945 tahun Masehi.     
Detik-Detik Proklamasi
Berita tentang akan dinyatakanya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah didengar oleh rakyat. Menurut rencana, pembacaan teks proklamasi akan akan dilaksanakan di lapangan Ikada. Namun karena pertimbangan keamanan maka dialihkan di rumah Ir. Soekarno. Sekitar 1000 orang, terutama Barisan Pelopor telah berkumpul di rumah Ir. Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta (sekarang bernama Jalan Proklamasi). Mereka mengetahui bahwa pada hari itu (Jum’at 17 Agustus 1945), akan dibacakan proklamasi kemerdekaan.
Tepat pada pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta membacakan naskah proklamasi. Sebelum membacakan terlebih dahulu Ir. Soekarno mengucapkan kalimat pengantar yang berbunyi: “Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkan proklamasi kami”
Pembacaan Proklamasi 
Setelah teks proklamasi dibacakan, Ir. Soekarno berkata:
“Demikianlah saudara-saudara!. Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita!. Mulai saat ini kita menyusun negara kita Negara Merdeka, negara Republik Indonesia merdeka, kekal abadi. Insya Allah! Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu”.
Setelah pembacaan teks proklamasi selesai, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih (bendera yang dijahit dengan tangan oleh Ibu Fatmawati, istri Soekarno). Pengibaran bendera dilakukan oleh Suhud dan Latief Hendraningrat dan dengan diiringi nyanyian lagu Indonesia Raya.
Seusia pengibaran bendera diteruskan dengan sambutan Walikota Suwiryo. Setelah upacara selesai masing-masing meninggalkan tempat.
Pengibaran Sang Merah Putih
Demikianlah detik-detik proklamasi telah terlewati. Peristiwa besar itu berlangsung kurang lebih hanya selama satu jam. Upacara pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sangat sederhana, namun khidmat. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia merdeka, lepas dari belenggu penjajah asing.






 Sumber









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Idiomatik, Ungkapan, Majas dan Peribahasa

Macam-Macam Gelombang Elektromagnetik

10 Casting Terbaik Di Film Marvel