Misteri Batu Berjalan di Death Valley Terkuak
Selama bertahun-tahun, para
ilmuwan bingung dengan misteri batu berpindah yang terjadi di Death Valley
National Park, California. Meski berbobot berat, batu-batu itu dapat berpindah
tempat di danau kering Racetrack Playa. Bahkan meninggalkan jejak dalam di
lumpur kering itu.
Dalam beberapa kasus, jejak
bergeraknya batu tersebut membentuk kurva sepanjang 250 meter. Ada juga yang
menciptakan garis lurus. Dan untuk menguak misteri itu, peneliti memerlukan
waktu hingga beberapa dekade. Hasilnya, beberapa ilmuwan berpikir, mungkin debulah
yang memindahkan batu seberat 318 kilogram itu. Sementara peneliti lain
percaya, angin kencang yang melintasi danaulah penyebab batu meluncur di tanah.
Tapi tak ada satu pun dari teori itu yang memiliki penjelasan ilmiah.
Pada 2006, Ralph Lorenz,
ilmuwan NASA menyelidiki kondisi cuaca di Saturnus dan kemudian
membandingkannya dengan yang terjadi di Death Valley itu. Lorenz pun mengambil
sampel Ontario Lacus, danau hidrokarbon yang luas di Titan, salah satu satelit
Saturnus. Kemudian ia bandingkan dengan kondisi meteorologi Death Valley.
Lorenz lalu membuat model percobaan menggunakan wadah Tupperware. Model itu
untuk melihat bagaimana bebatuan Death Valley meluncur di permukaan
danau.
"Saya mengambil batu
kecil dan memasukkannya dalam Tupperware itu serta mengisinya dengan air.
Sehingga ada satu inci air dengan sedikit batu mencuat," kata Lorenz.
Setelah meletakkan wadah di
dalam kotak pendingin atau freezer di lemari es, terbentuklah batu kecil yang
tertanam di dalam lapisan es. Batu yang terikat lapisan es tipis itu ia
letakkan di atas lapisan pasir. Lalu Lorenz meniup batu dengan lembut, supaya
bergerak di air. Ketika batu bergerak, maka tergoreslah jejak di lapisan pasir.
Tim peneliti Lorenz
menghitung, dalam kondisi musim dingin di Death Valley, kadar air dan es bisa
membuat batuan terapung di atas bagian berlumpur. Dan angin sepoi-sepoi dapat
menggerakkan bebatuan itu hingga meninggalkan jejak di lumpur.
Komentar
Posting Komentar